Sebar Dakwah


SOLUSI SHALAT DI JALAN MACET



Masalah menjama’ shalat karena macet di perjalanan adalah kemudahan untuk menghindari seseorang dari meninggalkan Shalat di saat macet.
Ini adalah pendapat Ulama-Ulama besar khususnya di dalam Madzhab kita Imam Syafi’i, seperti pendapat Imam Syafii saat beliau di Iraq, juga pendapat Qoffal Asy-Syasi dan Ibnul Mundzir.
Artinya kita tidak boleh ragu dalam mengamalkan pendapat ini demi menjaga umat agar terhindar dari dosa besar karena meninggalkan sholat.
Download PDF file:



NASIHAT UNTUK PUTRIKU

NASIHAT UNTUK PUTRIKU
Oase Iman: Buya Yahya
Wahai putriku, aku masih teringat masa kecilmu, tampak kepolosanmu tanpa dosa. Terlintas di benakku sebuah makna tanggung jawab. Dirimu pun akan selalu berkembang seiring berjalannya waktu. Dan tanpa terasa engkau telah di ambang kedewasaan.
Tergugah kesadaranku bahwa tiba-tiba dirimu dalam suasana yang amat mengkhawatirkan. Engkau berada pada zaman kejayaan iblis dan bagundal-bagundalnya dari bangsa manusia yang setiap saat siap hancurkanmu dengan segala yang dimilikinya. Zaman dengan budayanya dan zaman dengan pelaku-pelakunya.
Maafkan aku dan mohonkan aku ampun kepada Allah jika ternyata aku pun kurang serius memperhatikanmu. Aku telah lalai membekalimu hal-hal yang amat kau butuhkan kelak di akhirat. Aku jarang memperkenalkanmu kepada Allah dan Rasulullah SAW.
Sekolah yang aku pilihkan untukmu hanya sekolah yang menghantarmu berbangga dengan dunia tanpa aku imbangi dengan pendidikan agama, yang sebenarnya lebih engkau butuhkan.
Bahkan, Aku sering sodorkan padamu hal-hal yang membahayakanmu. Aku telah memasukkan pesan dan bisikan musuh-musuhmu ke rumahmu. Aku telah hadirkan dalam kehidupanmu potret moral yang busuk melalui layar televisi yang kau nikmati setiap saat.
Aku pun telah membakalimu dengan handphone kontrol iblis yang senantiasa menyertaimu yang sebenarnya justru menyulitkanku untuk mengawasimu.
Bahkan aku pun sering tidak peduli dengan perkembangan akhlakmu setiap saat. Aku hanya memikirkan kebutuhan lahirmu, makan, minum, baju dan tempat tinggal. Sementara kebutuhan hati dan jiwamu yang menghantarmu ke dalam kebahagiaan dalam keabadian di akhirat tidak pernah aku pikirkan.
Bahkan kadang baju yang kubelikan pun baju yang mengundang nafsu pengikut iblis. Aku sering menjadi orang dungu yang hanya bisa bengong melihat dirimu berdandan untuk membangkitkan hawa nafsu budak iblis. Kecemburuanku kadang hilang dan menjadikan diriku kurang berarti bagimu.
Wahai putriku, bantulah aku untuk mengembalikan kemuliaan pada dirimu. Maafkan aku jika saat ini aku berbeda dengan hari yang lalu. Kemarin aku lemah dan dungu yang amat membahayakanmu. Dan hari ini aku telah menyadari bahwa aku harus meninggalkan kedunguan dan kelemahanku demi kemulyaan dan kejayaanmu kelak diakhirat.
Aku tidak ingin disebut tolol dan dungu dengan pendidikanmu yang tidak membawa keselamatanmu di akhirat. Aku tidak mau di bilang bodoh melihat pakainnmu yang separoh hati kau kenakan, sebagian badanmu tertutup dan sebagian lagi terbuka.
Aku tidak ingin kau dihinakan oleh mata jalang hamba hawa nafsu. Maka perhatikan bahwa dirimu harus kau muliakan. Berdandanlah dengan dandanan yang berwibawa di hadapan perampok-perampok kehormatan. Jadikanlah mereka takut mendekatimu dan jera jika mereka berusaha menjahilimu. Jangan kau rendahkan dirimu dengan kau umbar tubuhmu disana sini. Sebab jika dirimu tidak bisa menghargai dirimu sendiri maka orang lain pun tidak menghargaimu.
Kemuliaanmu wahai putriku pada kepribadianmu. Jika engkau berwibawa dan mulia maka lelaki jalang hamba hawa nafsu pun akan enggan mendekatimu. Senyummu amat mahal, jangan kau berikan kepada semua orang sebab tidak semua orang tahu nilai senyummu. Suaramu pun adalah nilai dirimu. Jangan bersuara yang mengundang nafsu di hadapan bagundal iblis sehingga mereka meremehkanmu. Telah banyak gadis-gadis seumurmu telah direndahkan oleh mereka. Lihatlah di sekitarmu, anak gadis sebaya denganmu telah tenggelam dalam kenistaan. Harga dirinya telah digadaikan dengan karir dan ketenaran.
Putriku, Sungguh itulah bahasa cinta dan kasihku yang engkau butuhkan saat ini.Aku sadar bahwa engkau saat ini sudah tidak butuh orang tua yang hanya bisa memanjamu. Akan tetapi saat ini engkau butuh orang tua yang mendidikmu dan menuntunmu kepada kemulyaan. Jangan heran jika aku kadang cerewet wahai putriku dan songsonglah masa depanmu dengan kemuliaan. Wallahu a’lam Bish-Showab.

Untuk Peserta Didik Kami coba perhatikan

SYARIAT ISLAM MENGHUKUMI VALENTINE DAY

Sebelum menjelaskan hukum merayakan valentine day kita harus tahu hakikat Valentine Day. Sebab slogan yang di angkat dalam valentine day adalah cinta atau hari kasih sayang, yang hal itu juga sangat diajarkan oleh Islam. Hal ini sangat mengundang kerancauan atau kesalah pahaman hingga banyak dari kaum muslimin tergesa-gesa menerima bahkan mengokohkan, membela dan ikut memeriahkannya. Padahal kalau kita cermati dengan seksama dan kita renungi permasalahannya maka akan sangat gamblang dan jelas hukumnya.
Dikatakan oleh para ulama “Alhukmu Ala Syaiin Far’un An Tasowwurihi” artinya menghukumi sesuatu itu harus tahu terlebih dahulu gambaran dari permasalahan yang akan di hukumi. Maksudnya ”Jikalau orang ingin menghukumi sesuatu maka tentunya ia harus tahu benar akan sesuatu yang akan dihukumi supaya tidak salah.” Gambaran sederhananya adalah : Seseorang yang menjelaskan hukum halal dan haram diharuskan tahu dua hal:
Pertama : Tahu hakikat halal dan haram. Halal adalah sesuatu yang direstui atau diizinkan oleh Allah SWT sedangkan haram adalah sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT dan mengundang murkaNya.
Kedua : Tahu hakekat sesatu yang dihukumi halal atau haram. Dalam hal ini adalah masalah valentine day.
Valentine day adalah perayaan kejadian yang asal-usulnya sangat bertentangan dengan aqidah Islam. Sebelum orang nasrani merayakannya, valentine adalah hari memperingati “kelahiran tuhan” di Rumania yang mereka yakini.
Kemudian di dalam sebagian masyakat nasrani valentine adalah hari untuk mengenang seorang tokoh nasrani Santo Valentino yang mati di hari itu yang akhirnya di abadikan dan dirayakan sebagai hari Valentine.
Asal usul valentine banyak perbedaan hingga sebagian kaum nasrani Itali menolak perayaan hari valentine. Lebih dari itu Valentine Day itu sudah menjadi tradisi dan budaya yang dibesarkan oleh sekelompok orang dengan acara yang diwarnai dengan hal yang bertentangan dengan syariat Islam, mulai dari hura-hura, mabuk-mabukan dan bercampurnya laki-laki dan perempuan. Dan itu semua bukan budaya dan syiarnya orang yang beriman.
Budaya semacam ini jelas bertentangan dengan ajaran Islam. Oleh sebab itu maka merayakan Valentine Day berada di luar rambu-rambu ajaran Islam. Jadi jika ada orang Islam yang mengikuti budaya itu berarti hukumnya adalah HARAM dengan dua keharaman.
– Pertama : Mengagungkan tokoh kafir Santo Valentino.
– Kedua : Membesarkan syiarnya orang fasiq dan orang yang tidak beriman.
Semoga Alloh memberi kepada kita kesadaran untuk menjauhi segala yang haram dan semoga mengampuni kita semua. wallahu a’lam bishshowab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini